Pada
umumnya Negeri-Negeri yanag ada di Pulau Ambon dan Kepulauan Lease mempunyai
cerita sejarah mengenai awal mula terbentuknya persekutuan masyarakat.
Negeri-Negeri yang dijumpai sekarang ini tidak terlepas dari cerita nunusaku (
J.M. Manuhutu 19 Maret 2013) bahwa Pulau
Saparua pada mulanya kosong, kemudian di tempati oleh orang-orang yang datang
dari Nusa Ina (pulau Ibu), yaitu Pulau Seram. Nunusaka merupakan pusat
peradaban manusia di Pulau Seram yang dianggap tua, sehingga keberadaannya dari
sisi sumber sejarah. Masyarakat Pulau Seram,
Pulau Leasa, bahkan juga di Maluku umumnya berasal dari Nunusaku.
Dari
semua informasi diperoleh keterangan, bahwa nenek moyang orang Haria berasal
dari Nunusaku, tepatnya di Pulau Seram. Menurut Selfinus Hattu (19 Maret 2013),
Negeri Haria pertama bernama “ Nusa Hanjo ”. Pada saat itu, penduduk di Negeri
Haria tersebut belum ada, maka datang dari Pulau Seram, yaitu Kapitan Loupatty
dengan pengikutnya atau dengan 3 Marga lain dari Seram ke gunung Hatu Hahul
(Gunung Batu) yang berdekatan dengan gunung Negeri Booi sebelah selatan. Maka
pada saat itu, 4 Marga yang datang pada tempat itu mereka mendirikan pemukiman
pada lokasi itu, sehingga mereka menamakan lokasi tersebut dengan nama Nori
Hatu, artinya Negeri di Atas Batu. 4 Marga yang datang pada awal Negeri Haria
adalah: 1) Marga Loupatty 2) Marga Parinussa 3) Marga Sarimolle 4) Marga
Tamaela.
Pada
saat itu, 4 Marga berlayar menggunakan Gosepa (Rakit) menyusuri pantai Negeri
Porto dan Haria, kemudian mendaki bukit dan mendiami suatu tempat dekat
Petuanan Negeri Paperu dan Booi. Mereka membangun sebuah negeri (kampong) yang
bernama ‘‘Amano’’, yang artinya tempat yang aman.
Pada
saat itu Kapitan Loupatty (Pattiiju) berjalan-jalan di Nusahunjo dan bertemu
dengan seorang yang berpakaian Kapitan.
Kemudian Kapitan Loupatty berhadapan dengan orang itu dan keduanya berkelahi.
Dalam perkelahiannya, Kapitan Loupatty tidak mampu melawan dia, kedua-duanya
sama kuat. Sehingga Kapitan itu disebut Kapitan ‘‘ Hattu ”, yang artinya
‘‘Keras Seperti Batu’’. Tempat dimana mereka bertemu bernama Apapa, yang
berasal dari kata ‘‘Apa’’, dimana salah satu dari kedua Kapitan saling bilang
pada yang lain, ‘‘mau apa’’. Kemudian kedua Kapitan tersebut mulai berkawan.
Meraka
berpisah di tempat yang bernama Patae atau tempat perpisahan dari kedua orang
itu. Kemudian, Kapitan Loupatty perintah Kapitan Hattu ke Negeri yang pertama,
yaitu Nusa Hunjo, sedangkan Loupatty berjalan terus untuk bertemu orang-orang dari
Pulau Seram. Ketika marga sudah mulai banyak, maka mereka pergi ke tempat kedua
yang benama Amano (Negeri Lama). Di Amano, mereka bertemu dengan Kapitan
Latupeirissa.
Pada
saat itu, mereka sangka Kapitan Latupeirissa makan babi yang mereka sudah sedia.
Kapitan Latupeirissa merasa malu lalu lari bersembunyi dalam kolam ‘‘Wano’’
daket tanjung Hatualani. Kapitan Latupeirissa dulu disebut Kapitan ‘‘Lahuni’’.
Oleh sebab itu, kolam Wano disebut ‘‘Lahuni’’. Ketika penyakit masuk di negeri Amano , Kapitan Loupatty cari
Kapitan Latupeirissa dengan seekor anjing. Tiba-tiba dalam perjalanan anjing
itu kelihatan haus, lalu Kapitan Loupatty tikam tombak, maka terpancarlah air.
Tempat itu lalu Kapitan Loupatty memberikan nama tempat itu , ‘‘Waehuhu’’.
Pada zaman kedatangan Bangsa Portugis pada tahun 1525 di
Kepulauan Leasa, maka Kapitan Loupatty dan Patti Sakaroni (Manuhutu) turun cari
tempat lain. Menurut W. Manuhutu (21 Maret 2013) bahwa mereka berpindah ke tempat yang ketiga yang
bernama ‘‘LEAWAKA AMAPATTI’’, yang sekarang disebut ‘‘Negeri Haria’’. Patti
Sakaroni datang di Leawaka Amapatti pada tahun 1362 dan pada tahun 1480, Patti
Sakaroni mempunyai keturunan yang menjadi raja pertama di Negeri Haria, yang
bernama ‘‘Narayai’’.
Pada saat Patti
Narayai yang mengatur struktur pemerintahan adat, maka Patti Narayai membagi
tugas atau perintah kepada Kapitan Loupatty untuk berkuasa di hutan, sedangkan
Patti Sakaroni berkuasa di Negeri. Sesudah itu, Negeri Haria diatur oleh : 1)
Patti Sakaroni (Manuhutu) 2) Kapitan Luopatty
3) Kapitan Hattu. Maka pada saat itu, kedua Kapitan diberikan tugas, Kapitan
Loupatty tikam batas Negeri Porto, sedangkan Kapitan Hattu tikam bagian Air
Salobar, sehingga batas Negeri terdapat pada Kampung Lama. Ketika Negeri sudah
terbentuk , maka Batu Pusat di Negeri Amano diturunkan ke Negeri Haria (Negeri
Baru), maka sekarang Negeri Haria disebut ‘‘Batu Pamale’’(Batu Pusat Negeri).
Maka pada saat itu semua penduduk yang ada di Amano
turun ke pesisir pantai. Pada saat itu tepat di depan Batu pusat dibangun
sebuah rumah yang berbentuk seperti Kapal Layar dinamakan Rumah Adat atau
Baileu. Dalam bahasa adatnya menurut cerita A. Loupatty (24 Maret 2013) “
Baileu’’ disebut Pala Pesi Ruma Toru(3 mata rumah). Baileu Negeri Haria
dibangun pada tahun 1571, kemudian pada saat Negeri Haria telah mempunyai
kedudukan yang tepat, maka Kapitan Loupatty berjalan di Negeri Haria lalu tiba
di suatu tempat yaitu “Sempurna’’yang artinya Selesai.
Akan
tetapi menurut, F.Souisa (26 Maret
2013), bahwa nama Negeri Haria yang sebenarnya “ Aria’’yang berasal dari Bahasa
Portugis, karena pada waktu orang-orang
Portugis membuang sauh (berlabuh) akibat cuaca dan gelombang yang keras. Ketika
mereka mereka kembali berlayar kapal mereka kandas. Untuk melepaskan kapal
tersebut mereka harus bekerja keras dan seringkali mengucapkan kata “Aria’’.
Aria yang artinya Tali (maksudnya melepaskan tali), oleh sebab itu penduduk
setempat mendengarkannya seperti “Haria’’. Maka
pada saat itu juga nama Haria disekitar daerah pesisir pantai dinamakan
“Negeri Haria’’.
by Helas
by Helas
Jangan carita batu badaong
BalasHapus